Mengapa AED (Automated External Defibrillator) penting untuk Penanganan Pasien Henti Jantung
Dewasa ini banyak kejadian Henti Jantung atau dikenal juga sebagai cardiac arrest. Henti jantung sendiri diakibatkan hilangnya fungsi jantung secara tiba-tiba yang diakibatkan oleh adanya kerusakan sistem kelistrikan jantung sehingga jantung tidak dapat memompa darah keseluruh tubuh.
Henti Jantung harus ditangani secara cepat dan tepat karena dapat berakibat fatal dengan tidak berfungsinya jantung memompa darah secara normal maka pasokan oksigen ke otak terganggu bahkan berhenti total yang dapat mengakibatkan kerusakan otak.
Gangguan ini menyebabkan detak jantung menjadi tidak teratur dan semakin cepat (aritmia). Aritmia menyebabkan jantung tidak dapat memompa darah secara efektif. Ketidakefektifan jantung dalam memompa darah sangat berpengaruh pada peluang hidup seseorang.
Peluang hidup seseorang yang mengalami aritmia bisa menurun 7-10 persen setiap menitnya. Hal ini disebabkan oleh karena otak dan organ vital lainnya tidak memperoleh darah dan oksigen yang dibutuhkan.
Penyebab Henti Jantung
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2010, menyebutkan bahwa penyakit henti jantung saat ini menjadi pembunuh nomor satu di negara maju dan berkembang dengan menyumbang 60% dari seluruh kematian.
Salah satu faktor penyebab utama kenapa banyak kejadian henti jantung atau cardiac arrest berakibat fatal adalah karena masyarakat umum yang awam tidak dapat mengidentifikasi korban yang sedang mengalami henti jantung dan jikapun mengetahui takut atau ragu untuk melakukan pertolongan Resusitasi Jantung Paru (RJP) yang diakibatkan lupa cara melakukan RJP, tidak yakin untuk melakukan RJP meskipun memiliki pengetahuan RJP dan takut akan akibat hukum yang terjadi jika salah melakukan RJP.
Mengapa AED Penting untuk Penanganan Pasien Henti Jantung?
Untuk mengurangi hal-hal diatas maka Automated External Defibrillator (AED) hadir untuk memberikan bantuan kepada penolong yang akan melakukan RJP. Automated External Defibrillator (AED) adalah perangkat portabel yang berfungsi menganalisa irama jantung secara otomatis dan kemudian memberikan sengatan listrik melalui dada ke jantung untuk mengembalikan irama jantung jika diperlukan.
Alat ini sering digunakan sebagai pertolongan pertama bagi seseorang yang mengalami henti jantung mendadak. Bahkan sekarang terdapat beberapa alat AED yang akan menganalisa dan menginstruksikan RJP yang dilakukan oleh penolong serta apakah perlu diberikan shock atau sengatan listrik kepada korban
Istilah yang dipakai oleh American Heart Association untuk hal ini disebut ‘’Chain of Survival’’ atau 'rantai kelangsungan hidup'. Rantai kelangsungan hidup ini menekankan pentingnya kompresi dada dalam menjaga pasien henti jantung tetap hidup dengan atau tanpa sengatan listrik atau shock.
Hal ini mengarah pada kesimpulan bahwa menggabungkan AED dengan CPR menghasilkan hasil yang lebih baik daripada hanya mengandalkan satu metode saja. Temuan juga lebih lanjut menunjukkan bahwa pelatihan CPR masih merupakan ide yang bijak di kalangan masyarakat umum.