Lakukan 7 Langkah Ini untuk Menyelamatkan Korban Tenggelam
Henti jantung adalah situasi yang sangat serius dan membutuhkan tindakan cepat dan tepat untuk menyelamatkan seseorang. Terlebih ketika terjadi pada saat tenggelam. Manajemen henti jantung ketika tenggelam adalah serangkaian tindakan yang dilakukan untuk membantu orang yang mengalami henti jantung akibat tenggelam. Ini sangat penting karena tenggelam adalah salah satu penyebab utama kematian yang dapat dicegah.
Manajemen Henti Jantung Ketika Tenggelam
Dalam kasus henti jantung akibat tenggelam, tindakan cepat dan tepat adalah sangat penting untuk memperpanjang kesempatan hidup seseorang.
Pertama, penting untuk memastikan bahwa seseorang benar-benar mengalami henti jantung. Ini bisa dikenali dari tanda-tanda seperti tidak adanya napas, denyut jantung/nadi terutama di area karotis, atau tidak adanya gerakan tubuh.
Jika Anda merasa yakin bahwa seseorang mengalami henti jantung, Anda harus segera berteriak minta tolong agar orang sekitar bisa memberikan bantuan atau menelepon nomer darurat 112/119 untuk wilayah Jakarta dan beberapa kota besar di Indonesia.
Kedua, setelah memastikan bahwa seseorang mengalami henti jantung, Anda harus segera memulai tindakan resusitasi jantung paru (RJP) atau dikenal juga dengan cardiopulmonary resuscitation (CPR). Ini melibatkan tekanan pada dada dengan tangan dan memompa napas ke dalam paru-paru. Ini membantu memompa darah dan oksigen ke otak dan organ lain, memperpanjang kesempatan hidup seseorang.
Ketiga, selama melakukan CPR, Anda harus memastikan bahwa air tidak masuk ke paru-paru seseorang. Ini bisa dilakukan dengan memiringkan kepala seseorang ke samping selama melakukan CPR.
Keempat, jika tersedia, Anda harus menggunakan alat bantu seperti automated external defibrillator (AED) yang dapat memulihkan denyut jantung normal (normal sinus rhythm). AED adalah alat yang mudah digunakan. Anda harus segera melakukan defibrilasi. Ini melibatkan penempatan elektroda pada dada seseorang dan mengalirkan kejut listrik (shock) apabila ditemukan ventricular takikardi dan ventricular fibrilasi pada kelistrikan jantung korban.
Keenam, setelah melakukan defibrilasi, Anda harus melanjutkan dengan CPR selama beberapa menit hingga bantuan medis tiba.
Ketujuh, jika seseorang mulai bernapas dan memiliki denyut jantung, Anda harus memastikan posisi mereka stabil dan memantau napas dan denyut nadi secara berkala setiap 2 menit.
Kesimpulan
Manajemen henti jantung saat tenggelam harus dilakukan oleh orang yang memiliki pelatihan dan keterampilan dalam penyelamat khusus korban tenggelam. Hal ini dapat memastikan bahwa tindakan yang dilakukan benar dan membantu menyelamatkan korban.