Cara Menurunkan Kasus Henti Jantung Atlet Profesional
Kematian henti jantung mendadak (sudden cardiac arrest) merupakan suatu kondisi yang dapat terjadi pada siapa saja, termasuk para atlet. Para atlet memang memiliki risiko yang lebih tinggi terkena kondisi ini karena mereka seringkali melakukan aktivitas fisik yang intens. Berikut ini adalah faktor risiko yang meningkatkan resiko terikait henti jantung pada para atlet.
Faktor Risiko Henti Jantung
Kondisi ini dapat terjadi karena adanya kelainan jantung bawaan (genetik) atau karena adanya penyakit jantung yang tidak terdiagnosis. Selain itu, faktor-faktor seperti kelelahan, dehidrasi, dan penggunaan doping juga dapat memicu terjadinya kematian henti jantung mendadak pada para atlet.
Kondisi ini biasanya terjadi tiba-tiba dan tanpa gejala yang jelas sebelumnya. Namun, pada beberapa kasus, atlet dapat merasakan gejala seperti pusing, sesak napas, atau nyeri dada sebelum terjadinya henti jantung mendadak.
Pada saat terjadinya henti jantung mendadak, tindakan pertolongan pertama yang cepat dan tepat sangatlah penting. Hal ini dapat meningkatkan peluang bertahan hidup atlet tersebut. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan adalah memberikan kompresi dada/Resusitasi Jantung Paru (RJP) atau dikenal juga dengan Cardiopulmonary Resuscitation (CPR)
Penggunaan automated external defibrilator (AED) juga merupakan tindakan yang sangat penting dalam menyelamatkan atlet yang mengalami kematian henti jantung mendadak. AED dapat memberikan kejutan listrik (shock) ke jantung yang mengalami ventikular fibrilasi maupun ventikular takikardi tanpa nadi untuk membantu mengembalikan detak jantung yang normal (normal sinus rhythm).
Cara Mencegah Henti Jantung
Salah satu tindakan pencegahan kematian henti jantung mendadak pada para atlet adalah dengan melakukan pemeriksaan jantung secara berkala. Hal ini dapat membantu mendeteksi adanya kelainan jantung atau penyakit jantung sejak dini.
Selain itu, para atlet juga sebaiknya memiliki pelatihan pertolongan pertama untuk menghadapi situasi darurat seperti henti jantung mendadak. Dengan memiliki pengetahuan tentang tindakan yang tepat, para atlet dapat membantu menyelamatkan nyawa sesama atlet yang mengalami kondisi ini.
Pelatih dan tim medis juga memiliki peran yang sangat penting dalam mencegah kematian henti jantung mendadak pada para atlet. Mereka dapat membantu memastikan bahwa atlet menjalani pemeriksaan jantung secara berkala dan mengambil tindakan yang tepat pada saat terjadinya kondisi darurat.
Hal yang menjadi kekhawatiran besar pada dunia olahraga adalah penggunaan doping yang dapat meningkatkan resiko henti jantung mendadak:
-
Doping Meningkatkan Penyakit Jantung
Penggunaan doping dapat menyebabkan kerusakan pada jantung dan meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung. Hal ini dapat menyebabkan kematian henti jantung mendadak pada para atlet. -
Doping Membuat Jantung Bekerja Lebih Keras
Doping dapat meningkatkan detak jantung dan membuat jantung bekerja lebih keras. Jika jantung bekerja terlalu keras dan terus-menerus, maka hal ini dapat menyebabkan kelelahan jantung dan meningkatkan risiko terjadinya kematian henti jantung mendadak. -
Doping Menyebabkan Penurunan Aliran Darah Ke Jantung
Selain itu beberapa jenis doping yang lain dapat menyebabkan penurunan aliran darah ke jantung dan organ tubuh lainnya. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh dan meningkatkan risiko terjadinya kematian henti jantung mendadak. -
Doping Merusak Saraf
Paparan dalam jangka lama oleh doping dapat menyebabkan gangguan dan kerusakan pada sistem saraf, termasuk meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung dan kematian henti jantung mendadak pada para atlet.
Oleh karena itu semua stakeholder yang terkait lintas sektor dan kesadaran atlet tentang henti jantung harus ditingkatkan agar kasus kematian akibat henti jantung di dunia olahraga bisa semakin berkurang. Mari sama-sama kurangi faktor risiko henti jantung dengan menyediakan AED di tempat publik! Segera kunjungi website kami untuk mendapatkan ZOLL AED Anda!