Aturan FIFA Tentang Penggunaan AED Defibrillator
FIFA menyepakati tentang ketersediaan AED adalah suatu hal yang tidak bisa dinegosiasikan. Hal tersebut telah dibahas sejak Konferensi Medis FIFA di Ibukota Hungaria pada tahun 2012.
Pada konferensi tersebut, beberapa isu kesehatan atlet dibahas. FIFA beranggapan bahwa kesehatan adalah hal yang sangat penting, untuk itu mereka membentuk program kesehatan bagi para pemain. Program-program tersebut diharapkan memberikan manfaat tidak hanya kepada pemain, namun juga kepada keluarga pemain.
Pentingnya AED Defibrillator
Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa ketersediaan AED adalah salah satu topik yang dibahas dalam konferensi ini. Hal itu disebabkan oleh kesadaran akan betapa seriusnya potensi henti jantung mendadak atau sudden cardiac arrest yang bisa dialami oleh para pemain.
FIFA mengungkapkan data bahwa dalam tiga bulan terakhir sebelum konferensi diadakan, terdapat enam kasus henti jantung mendadak di sepakbola. Sementara Fabrice Muamba dari Bolton Wanderers selamat karena respon cepat dan efektif dari staf medis di pinggir lapangan, 5 pemain lainnya, termasuk pemain Serie B Italia Piermario Morosini, meninggal secara tragis. Oleh karena itu, salah satu topik utama yang dibahas adalah tentang pertolongan darurat atau lebih tepatnya bagaimana petugas medis harus bertindak saat terjadi kasus henti jantung mendadak.
Profesor Efraim Kramer dari Universitas Witwersrand Johannesburg yang juga datang pada konferensi tersebut meminta agar semua petugas kesehatan diperlihatkan bagaimana cara melakukan CPR yang benar. Pada kesempatan yang sama, Kramer juga meminta agar petugas mempelajari bagaimana cara menggunakan AED Defibrillator.
Prevention rather than care atau mencegah dibanding merawat adalah slogan yang dipakai oleh FIFA untuk menggambarkan program kesehatan mereka. Football for Health Program yang mereka buat adalah untuk memastikan bahwa para pemain tidak perlu sampai masuk ke ruang perawatan.
Hari Kedua Konferensi
Setelah presentasi tentang henti jantung mendadak yang dibawakan oleh Profesor Kramer, para peserta melanjutkan konferensi dengan kegiatan workshop. Para peserta dibagi menjadi empat kelompok yang harus mengikuti workshop kecil disana.
Workshop pertama adalah wawasan tentang ekokardiografi dalam penilaian medis pra-kompetisi. Selain itu, para peserta juga diajarkan tentang penggunaan EKG dalam pencegahan kematian akibat henti jantung mendadak. Terakhir, mereka mempelajari tentang prosedur yang benar untuk memeriksa jangkauan gerakan pada lutut pemain, daerah pinggul dan selangkangan.
Workshop kedua dan ketiga juga merupakan kegiatan praktik dari teori yang telah diberikan saat presentasi di pagi hari. Pada kesempatan ini, Profesor Kramer menyatakan keinginan besarnya agar AED Defibrillator diperkenalkan di stadion. Hal ini dirasa perlu agar semua pihak, dari staf, pelatih, pemain, hingga tenaga medis mengetahui apa yang harus dilakukan saat terjadi henti jantung mendadak. Dia juga ingin mengajarkan bagaimana cara melakukan CPR yang benar dalam sepak bola.
Workshop terakhir adalah tentang larangan penggunaan zat terlarang atau doping dan metode pemeriksaannya. Disini juga dijelaskan mengenai prosedur kontrol doping yang harus diikuti selama kompetisi berlangsung.